Pimpinan Sidang Peno II di Bogor Ternyata ROMLI

oleh -95 views

LEAD.co.id | Pleno II PB HMI versi Pj Arya Kharisma Hardy yang di selenggarakan di Bogor 2 sampai 4 semptember 2019 menghasilkan keputusan pemecatan ketua umum mandataris kongres ke 30 di Ambon saudara R. Sadam Aljihad dari keanggotaan HMI. Surat keputusan bernomor 07/SP/II/01/1441 yang di bacakan oleh pimpinan sidang saudara Afraval Saiphedra kini telah menjadi perhatian kader HMI di seluruh cabang sehingga melahirkan pro kontra yang cukup tajam. Pasalnya sebelum pleno II yang di selenggarakan di Bogor, Pengurus Besar HMI di bawah kepengurusan Sadam al Jihad juga telah melaksanakan Pleno II di Pulau Tidung,  Kepulauan Seribu, tertanggal 2 sampai 4 Agustus 2019.

Baca :  PB HMI: Tidak Etis Kabareskrim Ucapkan Selamat Kepada Tersangka

Menyikapi polemik yang hadir dari hasil keputusan Pleno II di Bogor, Pengurus HMI Cabang Yogyakarta mengecam tindakan saudara Afraval Saiphedra yang mengatasnamakan HMI cabang Yogyakarta pada Pleno II tersebut.

Sekertaris Umum HMI cabang Yogyakarta, Supriyadi Umasangadji bersama Bendahara Umum serta jajaran ketua bidang menegaskan kehadiran saudara Afraval Saiphedra atas inisiatif pribadi tidak sebagai representesi HMI cabang Yogyakarta, di karenakan keberangkatan saudara Afraval tidak diketahui oleh jajaran pengurus cabang dalam hal ini tidak ada rapat harian.

“Artinya saudara Afraval tidak menjalankan mekanisme organisasi sebagaimana telah di atur dalam konstitusi, terlebih lagi surat undangan pleno II tersebut tanpa sepengetahuan pengurus khusunya Sekeratris Umum,” terang Supriyadi.

Baca :  PB HMI Bantah Melaporkan Bahlil ke KPK

Dirinya menilai, keputusan sepihak Afraval Saiphedra yang juga ketua umum HMI Cabang Yogyakarta akan berimplikasi buruk bagi keberlangsungan organisasi serta perkaderan HMI cabang yogyakarta, mestinya segala keputusan organisasi di ambil secara kolektif melalui Rapat Harian sebagaimana amanah konstitusi. Sebagai Ketua umum HMI cabang Yogyakarta harusnya mampu menjaga Marwah organisasi bukan ikut serta dalam konflik PB HMI yang berlanjut sampai saat ini. Kita memiliki tanggung jawab sejarah dimana tempat lahir dan berkembangnya HMI.

“Barometer bagi cabang lain, setidaknya lahir sebagai solusi/penengah dalam konflik yang semakin merusak wadah suci ini, agar perpecahan yang sedang terjadi dapat menemukan jalan keluar demi menjaga keutuhan Himpunan Mahasiswa Islam,” lanjutnya.

Baca :  Dinilai Menista Agama, Pj Ketum PB HMI Luruskan Maksud KSAD Dudung

Hal senada juga disampaikan Ketua Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi (PAO) Nadhruna’im Abdilah. Dia menegaskan akan menindak lanjuti hal ini agar setiap kader dalam menjalankan aktifitas organisasi tetap patuh dan bepegang teguh pada AD/ART. (Ul)

Tinggalkan Balasan ke Anonim Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.