Tusuk dari Belakang, Palestina Kutuk Kesepakatan Israel-Bahrain

oleh -93 views
Palestina, Israel, Bahrain
Warga Palestina membakar gambar pemimpin AS, Bahrain dan Israel sebagai bentuk protes atas kesepakatan normalisasi hubungan negara Arab - Israel. [Foto: Reuters]

LEAD.co.id | Palestina telah mengutuk kesepakatan normalisasi hubungan Bahrain dengan Israel yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump, pada Jumat, 12 September 2020. Pejabat Palestina menilai kesepakatan itu sebagai bentuk “tikaman dari belakang” lain oleh negara Arab.

Kesepakatan menormalkan hubungan diplomatik antara Israel dan Bahrain datang satu bulan setelah Uni Emirat Arab (UEA) setuju untuk menormalkan hubungan dengan Israel dalam kesepakatan yang ditengahi AS.

Kesepakatan itu merupakan “tusukan di belakang perjuangan Palestina dan rakyat Palestina,” kata Ahmad Majdalani, menteri urusan sosial di Otoritas Palestina seperti dikutip Al Jazeera dari AFP.

Baca :  Pertemuan Darurat, OKI Bahas Agresi Israel Terhadap Palestina

Di Jalur Gaza, juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan, keputusan Bahrain untuk menormalisasi hubungan dengan Israel “merupakan kerugian besar bagi perjuangan Palestina, dan mendukung pendudukan”.

Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), yang bermarkas di Ramallah, menduduki Tepi Barat, menyebut normalisasi itu sebagai “tikaman berbahaya lain bagi perjuangan Palestina”.

Warga Palestina khawatir langkah UEA dan Bahrain akan melemahkan posisi pan-Arab lama yang menyerukan penarikan Israel dari wilayah pendudukan dan penerimaan kenegaraan Palestina sebagai imbalan untuk hubungan normal dengan negara-negara Arab.

“Dengan menormalisasi hubungan dengan pendudukan, Bahrain melanggar semua resolusi Arab. Itu ditolak dan dikutuk dan itu mewakili pengkhianatan terhadap perjuangan Palestina,” kata Wassel Abu Youssef, seorang pejabat senior PLO.

Baca :  Bela Palestina, Sholawat dan Takbir Menggema di Kota Bogor

Nida Ibrahim dari Al Jazeera dari Ramallah melaporkan, PLO menyebut perjanjian itu “pengkhianatan terhadap perjuangan Palestina, seolah-olah mereka melegitimasi rencana Israel – yang disebut pernyataan itu sebagai ‘kejahatan Israel di lapangan'”.

“Kami berbicara dengan seorang pejabat Palestina yang dekat dengan Presiden Abbas [dari PA] dan dia mengatakan bahwa perdamaian antara Arab dan Israel tidak akan terjadi tanpa masalah Palestina diselesaikan,” tambah dia.

Kesepakatan yang ditengahi AS antara Israel dan UEA dijadwalkan akan ditandatangani pada upacara Gedung Putih yang diselenggarakan oleh Presiden Trump pada 15 September.

Baca :  KAHMI Jabar Kutuk Serangan Israel Pasca Gencatan Senjata

Upacara Israel-UEA ini akan dihadiri oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri Emirat Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan.

Reporter: Sally Sumeke
Editor: Aru Prayogi
Sumber: Al Jazeera/ AFP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *