LEAD.co.id | Presiden Joe Biden mengarahkan Militer AS melakukan serangan udara terhadap milisi di Suriah Timur, pada Kamis (25/2/2021). Serangan itu dilaporkan telah menewaskan 17 milisi yang didukung Iran.
Keputusan Biden untuk menyerang di Suriah untuk memberi pemerintah Irak ruang dalam melakukan penyelidikannya sendiri terhadap serangan 15 Februari yang melukai orang Amerika.
“Atas arahan Presiden (Joe) Biden, pasukan militer AS sebelumnya malam ini melakukan serangan udara terhadap infrastruktur yang digunakan oleh kelompok militan yang didukung Iran di Suriah timur,” kata juru bicara Pentagon, John Kirby seperti dikutip Reuters.
Media pemerintah Suriah melaporkan, serangan terjadi pada dini hari terhadap beberapa sasaran di dekat perbatasan Suriah-Irak. Sementara sumber medis di rumah sakit mengatakan, 17 orang telah tewas.
Serangan itu menghancurkan beberapa fasilitas di titik kontrol perbatasan yang digunakan oleh sejumlah kelompok militan yang didukung Iran, termasuk Kata’ib Hezbollah dan Kata’ib Sayyid al-Shuhada.
Setelah serangan udara, menteri luar negeri Iran dan Suriah membahas perlunya Barat mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB terkait Suriah.
Michael McCaul, pejabat tinggi Republik di komite urusan luar negeri Dewan Perwakilan Rakyat mengatakan, serangan itu untuk memperingingatkan Iran, proksi, dan musuh AS di seluruh dunia.
“Bahwa serangan terhadap kepentingan AS tidak akan ditoleransi,” tegas Michael McCaul menambahkan.
Reporter: M. Ikhsan
Editor: Aru Prayogi
Sumber: Reuters