Kekerasan Remaja: Keseriusan Pemerintah dan Peran Orang Tua

oleh -1,236 views
Tawuran Pelajar, PSI, Kritik, Wali Kota Bogor
Ilustrasi Tawuran Pelajar

Mamasuki tahun 2020, Kota Bogor kembali dihebohkan kejadian kekerasan (tawuran) yang menewaskan beberapa remaja, seharusnya menjadi generasi penerus bangsa. Kekerasan seperti ini bukan perkara baru di Kota Bogor, bagaikan event tahunan yang diulang ulang. Oleh karena itu, Redaksi LEAD.co.id memandang perlu untuk mengulasnya.

Redaksi LEAD.co.id mencatat, akhir akhir ini kekerasan remaja terjadi di Tanah Baru, Kota Bogor Utara, Jumat petang (24/1/2020) yang menewaskan remaja berinisial LI (16), disusul kejadian di jl. Re. Martadinata, Kota Bogor Tengah, Sabtu (25/1) yang menewaskan remaja D (17), dan JA (18) mengalami luka berat. Terkini kekerasan kembali terulang di Jalan Pandu Raya, Tegalega, Kota Bogor Utara, Minggu dini hari (9/2/2020), menewaskan seorang remaja berinisial MZ (16).

Kejadian tragis ini wajar bila memicu reaksi publik. Ketua Yayasan Satu Keadilan (YSK) yang juga Politisi (Ketua) DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Bogor bahkan spontan mendesak aparat keamanan berpatroli 24 Jam. Pernyataan itu merespon seringnya terjadi tawuran di Kota Bogor yang menewaskan beberapa korban berstatus pelajar.

“Bila ditemukan senjata langsung dikenakan tindakan hukum pasal 2 ayat 1 UU no 12 tahun 1951. UU darurat,” kata Sugeng Teguh Santoso melalui LEAD.co.id, Minggu (26/1/2020).

Marak Tawuran di Kota Ramah Anak, PSI Minta Polisi Patroli Rutin

Tampaknya, Wali Kota Bogor juga merespon cepat atas kejadian terkutuk itu. Bersama jajaran Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida), Wali Kota Bima Arya mengumpulkan semua Kepala Sekolah dari SMA dan SMK Negeri maupun Swasta untuk membahas kejadian itu, di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Senin (27/1/2020).

Baca :  Walikota Bogor Minta Pelaku yang Menewaskan Pelajar Dihukum Maksimal

“Kami menegakkan proses hukum, sesuai perda tibum nomor 8 tahun 2006, siapapun yang menganggu ketenangan warga akan ditindak sangsi kurungan atau denda,” kata Atlet Pelari itu.

Senada dengan Sugeng, Bima Arya juga menegaskan, sistem akan dioperasikan selama 24 jam, Camat dan Lurah juga difungsikan menyisir wilayah, kalau ada kerumunan dibubarkan, tidak ada yang nongkrong-nongkrong malam, dan mobilisasi patroli 24 jam dimaksimalkan.

Merespon Tawuran, Walikota: Kalau ada Kerumunan Dibubarkan

Maski “katanya” patroli 24 jam telah diberlakukan, nampaknya para pelaku kekerasan di Kota Bogor ini tak pernah kapok dengan mengulangnya kembali di Jalan Pandu Raya, Tegalega, Kota Bogor Utara, Minggu dini hari (9/2/2020), menewaskan seorang remaja berinisial MZ (16).

Merespon event kekerasan itu, Politisi PSI kembali berkicau, kali ini bukan mendesak tapi mengkritik Kepala Daerah Kota Bogor, “malas mengurus daerahnya”. DPD PSI Kota Bogor juga mengusulkan 6 (enam) point rencana tindakan dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab atau akar masalah kekerasan remaja tersebut.

“Wali Kota Bogor hanya hobby pencitraan dan ‘lari lari dari kenyataan’ terkait banyaknya korban pelajar jatuh akibat tawuran di kota Bogor,” sindir pendiri LBH Keadilan Bogor Raya ini.

Tawuran Pelajar Lagi, PSI Kritik Wali Kota Bogor

Pentingnya Peran Orang Tua

Kekerasan yang menyasar remaja di Kota Bogor ini sering dihubungkan dengan tawuran antar pelajar, meski terjadi pada waktu malam, bahkan dini hari. Terkait itu, Tim LEAD.co.id berkesempatan menemui Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pelajar Kota Bogor, Wasi Jastmiko Nugroho di Kantor Dinas Pendidikan, Jl Raya Pajajaran, Kota Bogor (31/01/2020).

Baca :  Danrem 061/SK Berikan Wawasan Kebangsaan ke Pelajar Sukabumi

Wasi menyayangkan jika bentrokan yang terjadi pada dini hari disebut sebagai tawuran antar pelajar. Menurutnya, angka pekelahian atau tawuran antar pelajar di Kota Bogor tiap tahun mengalami penurunan yang signifikan.

“Perlu adanya pemilahan antara tawuran pelajar dengan tawuran masyarakat. Sebelumnya juga bisa di cek dari kejadiannya pukul berapa, serta atribut yang digunakan pada saat bentrokan tersebut,” kata dia.

Satgas Kota Bogor Pastikan Pelajar Pulang-Pergi Sekolah Aman

Karenanya, kata Wasi, peran Orang Tua dalam pengawasan anak-anak di rumah menjadi hal penting untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan setelah jam sekolah. Namun demikian, persoalannya adalah, lingkungan sekolah hanya bisa mengcover atau mengawasi selama 8 jam saja.

“Selebihnya sudah tentu harus dilakukan pengawasan dari pihak keluarga anak itu sendiri,” tambah dia.

Pernyataan Satgas Pelajar tentang pentingnya peran orang tua dalam mencegah kekerasan remaja ini juga diamini oleh Kepala Sekolah SMKN 2, Drs. Joko Mustiko saat dijumpai tim LEAD.co.id, di lapangan SMKN 2, Kota Bogor Utara, Senin (3/2/2020). Menurutnya, peran keluarga dan pengaruh lingkungan luar atau masyarakat sangat penting untuk pembentukan karakter anak, sejauh mana cara bergaul dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

“Ini masalah trilogi pendidikan karena tidak berjalan dengan hanya mengandalkan pihak sekolah, sedangkan yang paling dominan pembentukannya justru dikeluarga dan masyarakat justru kurang berjalan kurang baik,” terang Joko.

Baca :  Upaya Mengurangi Tawuran Pelajar di Kota Bogor

Marak Kenakalan Remaja, Joko Mustiko: Dibutuhkan Peran Keluarga

Alangkah baik, menurut dia, setiap malam para orang tua selalu mengawasi anaknya dirumah, Jika waktu maghrib belum pulang agar di cari kemana rimbanya. Jangan dibiasakan atau dibiarkan anak pulang malam seolah-olah tidak ada masalah.

Hal senada disampaikan Kadisdik Kota Bogor, Fahrudin. Menurutnya, orang tua memiliki peran paling penting dalam mengevaluasi anaknya sepulang menimba ilmu, juga untuk memotivasi agar anak anak mendapat perhatian lebih dari keluarga. Namun yang jadi persoalan, ungkapnya lagi, saat ini orang tua cenderung tidak memberikan ruang tersebut, sehingga menjadikan anaknya untuk mencari tempat berekspresi di luar rumah.

“Anak pasti akan mencari tempat baru yang menurutnya enjoy, nah dari sini mereka berkumun yang akhirnya membentuk kelompok, ditambah fasilitas yang mereka cari tersedia dalam tempat tongkrongan tersebut,” ungkap Fahrudin kepada Tim LEAD.co.id (29/02/2019).

Kadisdik Kota Bogor: Program KBM Solusi Kurangi Tawuran Pelajar

Selain pentingnya peran orang tua, Kadisdik Kota Bogor, Fahrudin juga menekankan pentingnya program Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dalam proses perkembangan karakter siswa, sekaligus penghalau siswa melakukan hal-hal negatif. Melalui KBM yang bagus, professional, dan perhatian lebih dari guru akan membuat siswa lebih dihargai untuk mengeksplore diri di kegiatan positif.

Oleh: M. Samsul Anam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *